Contoh Geguritan: Seni Sastra Bali yang Terlupakan

Salama Sobat Gonel, Mari Mengenal Lebih Dekat dengan Geguritan Bali

Berkunjung ke Pulau Bali tidak lengkap rasanya jika Anda belum mempelajari budaya dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Bali. Salah satu bentuk kearifan lokal yang patut untuk dipelajari adalah Geguritan Bali. Geguritan adalah seni sastra Bali yang terbilang terlupakan di tengah gemerlapnya dunia pariwisata Bali.

Geguritan bersumber dari bahasa Jawa Kuno dan berkembang di Bali pada abad ke-16 hingga ke-17. Kata Geguritan berasal dari kata serapan bahasa Jawa Kuno, yaitu Grurit atau Giritan yang dalam bahasa Indonesia berarti pupuh, bait, atau pantun. Geguritan umumnya berisi pesan moral dan biasanya diiringi dengan gamelan Bali atau seruling.

Untuk lebih memahami Geguritan Bali, berikut adalah beberapa hal yang harus Sobat Gonel ketahui.

Kelebihan dan Kekurangan Geguritan Bali

Sebagai seni sastra yang terbilang unik dan khas, Geguritan Bali memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan yang perlu diketahui. Berikut adalah penjelasannya:

Kelebihan Geguritan Bali

  1. Menjaga dan melestarikan kearifan lokal Bali. Geguritan Bali merupakan salah satu bentuk kearifan lokal Bali yang perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak tenggelam oleh kemajuan zaman.
  2. Isinya bernuansa spiritual dan religius. Seperti halnya kebanyakan budaya Bali, Geguritan Bali juga mengandung unsur spiritual dan religius yang cukup kuat dalam setiap bait yang dihasilkan.
  3. Mudah dipahami dan diingat. Geguritan Bali menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan mengandung pesan moral yang dapat dengan mudah diingat sehingga cocok untuk dijadikan sebagai referensi dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Mengandung unsur hiburan. Geguritan Bali yang diiringi dengan gamelan Bali atau seruling membuatnya memiliki unsur hiburan yang dapat menarik perhatian penonton.

Kekurangan Geguritan Bali

  1. Belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Geguritan Bali masih terbilang kurang dikenal oleh masyarakat umum, khususnya di luar Bali.
  2. Butuh kesabaran dan ketelitian dalam mempelajarinya. Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi dalam mempelajari Geguritan Bali karena setiap bait yang dihasilkan memiliki makna dan pesan moral yang dalam.
  3. Tidak terlalu populer di kalangan muda. Di kalangan muda, Geguritan Bali masih terbilang kurang diminati karena dianggap terlalu kuno dan tidak sesuai dengan zaman.
  4. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam penyusunannya. Penyusunan Geguritan Bali membutuhkan waktu yang cukup lama karena setiap bait dihasilkan dengan sangat teliti dan tidak bisa dibuat dengan cara yang sembarangan.

Tabel Informasi Geguritan Bali

Judul Geguritan Bali
Pencipta
Waktu Pembuatan
Isi Geguritan
Arjuna Wiwaha
Mpu Kanwa
Abad ke-11
Cerita tentang tokoh Arjuna dalam mitologi Hindu
Kakawin Sutasoma
Mpu Tantular
Abad ke-14
Cerita tentang seorang raja yang berhasil mengalahkan keinginan untuk mencapai kesempurnaan pribadi dan mencapai pencerahan
Subakastawa
Ketut Sidemen
Abad ke-20
Cerita tentang subak, organisasi sistem pertanian yang sangat penting di Bali

FAQ Geguritan Bali

1. Apa saja fungsi Geguritan Bali?

Geguritan Bali memiliki berbagai fungsi, di antaranya sebagai sarana penyampaian pesan moral, sebagai bentuk hiburan, sebagai peninggalan kearifan lokal Bali, dan sebagai media pembelajaran.

2. Bagaimana cara membuat Geguritan Bali?

Untuk membuat Geguritan Bali, dibutuhkan kreativitas dan ketelitian yang tinggi dalam memilih kata dan menyusun bait satu per satu. Setiap bait harus memiliki makna dan pesan moral yang dalam.

3. Siapa saja yang dapat mempelajari Geguritan Bali?

Semua orang dapat mempelajari Geguritan Bali, baik dari kalangan muda hingga orang dewasa. Namun, dibutuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi dalam mempelajarinya.

4. Apa yang menjadi alur cerita dalam Geguritan Bali?

Setiap Geguritan Bali memiliki alur cerita yang berbeda. Namun, umumnya Geguritan Bali bercerita tentang mitologi Hindu, kisah-kisah religius, dan kearifan lokal Bali.

5. Apa yang menjadi ciri khas dari Geguritan Bali?

Ciri khas dari Geguritan Bali terletak pada pemilihan kata dan penyusunan bait yang bersifat rindu, romantis, dan sarat makna, yang disampaikan dengan gaya bahasa yang khas.

6. Apakah Geguritan Bali masih diminati oleh masyarakat Bali?

Meskipun tergolong kuno, Geguritan Bali masih diminati oleh sebagian masyarakat Bali, terutama di kalangan orang tua dan guru-guru.

7. Apa yang harus dilakukan agar Geguritan Bali tetap lestari?

Untuk menjaga kelestarian Geguritan Bali, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, masyarakat, dan pelaku seni, untuk berpartisipasi dalam melestarikannya dan mempromosikannya ke masyarakat luas.

Kesimpulan: Mari Lestarikan Geguritan Bali

Setelah mempelajari Geguritan Bali, kita sebagai generasi muda Indonesia diharapkan dapat turut melestarikannya. Dalam era kemajuan sekarang ini, Geguritan Bali tidak boleh terlupakan dan harus terus dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Mari bersama-sama menjaga dan melestarikan Geguritan Bali untuk anak cucu kita kelak.

Terima kasih Sobat Gonel telah membaca artikel ini. Semoga artikel ini bermanfaat untuk menambah wawasan kita tentang kearifan lokal Bali. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Disclaimer: Artikel ini dibuat semata-mata untuk tujuan pembelajaran dan tidak bermaksud untuk merugikan pihak manapun.

Tukang Share Informasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *