Aksara Swara: Pengertian, Jenis, Penggunaan, dan Contohnya
Aksara Swara atau Suara – kamu pasti sudah mengenak berbagai aksara jawa yang jumlahnya ada 20 aksara pokok yang bersifat ke suku-kataan. Mulai dari, Ha-Na-Ca-Ra-Ka dan di akhiri dengan suku kata Ma-Ga-Tha-Nga.
Akan tetapi, aksara jawa itu tidak bisa berdiri sendiri, aksara ini membutuhkan bumbu pelengkap untuk membantunya dalam penulisan. Mengapa seperti itu? Sebagai contohnya jika ada kata dalam bahasa manca itu pelafalannya harus di pertegas dengan menggunakan aksara swara.
Sebagai contoh lainnya, jika kamu ingin menuliskan nama orang, gelar akademi, nama lembaga ataupun tempat, maka harus menggunakan aksara murda dan begitu juga yang lainnya.
Bukan hanya aksara suara saja, masih ada beberapa bumbu pelengkap lainnya yang harus kamu ketahui, salah satunya seperti sandhangan yang memiliki fungsi sebagai alat untuk mengubah bunyi dalam tulisan Jawa. Ada juga wilangan yang berguna untuk menyatakan lambang nomor atau bilangan.
Ada juga aksara rekan yang berfungsi untuk menuliskan aksara konsonan pada kata-kata atau kalimat asing yang masih berusaha di pertahankan keaslian pelafalannya. Sedangkan aksara swara sendiri memiliki fungsi dan kegunaan untuk menulis aksara vokal yang menjadi suku kata yang asalnya dari bahasa luar negeri / bahasa asing.
Dalam artikel ini, tim Gonel akan mencoba membahas mengenai aksara swara Jawa, di mulai dari pengertian atau definisi, sejarah, jenis-jenis, jumlah, bagaimana cara menggunakan aksara suwara yang benar, dan contoh penggunaannya.
Apa itu Aksara Swara?
Aksara suara ya iku sawijining jinis aksara jawa kang di gunakake kanggo nulisake vokal utama a, i, u, e, o jero siji ukara. biyasane di gunakake jroning ukara kang migunakake awalan aksara vokal kang nguwajibake migunakake aksara gedhe. aksara iki uga di gunakake kanggo njangkepi aksara jawa, di gunakake kanggo nulis lambang utawa tembung kang ya iku serapan saka basa asing.
Aksara swara adalah salah satu jenis aksara Jawa yang di pakai untuk menuliskan huruf vokal utama yang berjumlah 5 (lima) huruf, di antaranya A, I, U, E, O dalam sebuah kalimat. Biasanya juga di gunakan dalam sebuah kalimat yang memakai awalan huruf vokal yang mengharuskan menggunakan huruf kapital (huruf besar). Dan juga biasa di pakai untuk melengkapi aksara Jawa untuk menuliskan sebuah kata atau lambang yang berasal dari bahasa asing.
Baca juga: Arti Personal Branding dan Bagaimana Cara Membangunnya?
Sejarah dan Jenis Aksara Swara
Aksara suara iku jumalahe ana 5 (lima) wae. nanging, ing jaman jawa kuna iku asale ana 7 (pitu) aksara kang ing nggo dadi 2 lan pembacaane ana 2 uga yaiku cendhak lan dawa. iki ing ngisor iki yaiku aksara suwara kang dhisik ing pigunakake ing jaman jawa kuna:
Aksara swara itu jumalahnya ada 5 (lima) saja. Namun, pada zaman Jawa Kuno itu asalnya ada 7 (tujuh) aksara yang di bagi menjadi 2 dan pembacaannya ada 2 juga yaitu pendek dan panjang. Berikut di bawah ini adalah aksara swara yang dulu di gunakan pada zaman Jawa Kuno:
Jero perkembangane saka masa menyang masa, aksara suara pungkasane ing sederhanakan lan obah dadi 5 (lima) lan ora maneh ing bedakan adhedhasar dawa lan cendheke. wangun aksara suwara kang resmi lan ing pajang jroning kamus basa jawa (KBJ), ing antarane:
Dalam perkembangannya dari masa ke masa, aksara suwara pada akhirnya di sederhanakan dan berubah menjadi 5 (lima) dan tidak lagi di bedakan berdasarkan panjang dan pendeknya. Bentuk aksara suara yang resmi dan di pajang dalam Kamus Bahasa Jawa (KBJ), di antaranya:
Aturan Penggunaan Aksara Swara
Kanthi prinsip, aksara suara nduweni fungsi lan kagunaan dadi iki :
- Kanggo nulisake tembung kang endi aksara vokal ing pigunakake dadi aksara ngarepe, apa maneh menawa tembung kasebut asale saka basa asing kanggo memertegas pelafalane.
- Ora bisa ing anggo dadi utawa dadi pasangan.
- Oleh ing gabung karo aksara sandhangan kaya layar, wignyan, lan cecak.
Secara prinsip, aksara suara memiliki fungsi dan kegunaan sebagai berikut:
- Untuk menuliskan kata yang mana huruf vokal di gunakan sebagai huruf depannya, apalagi jika kata tersebut berasal dari bahasa asing untuk mempertegas pelafalannya.
- Tidak bisa di pakai sebagai atau menjadi pasangan.
- Dapat di gabung dengan aksara sandhangan seperti layar, wignyan, dan cecak.
Baca juga: Apa Itu Broadcast? Pengertian, Contoh & Jenis Media Yang Digunakan
Contoh Penerapan Aksara Swara
Jika kita mengacu pada aturan-aturan yang sudah di sebutkan di atas, berikut di bawah ini tim Gonel.id akan memberikan beberapa contoh penggunaan aksara swara yang benar. Yuk, simak saja langsung!
1. Aksara swara dipakai untuk menulis huruf vokal sebagai huruf depan
Kata “Negara Amerika” jika di tulis menggunakan aksara Jawa, maka seharusnya seperti ini:
Kata “Amerika” tidak lagi di tulis menggunakan aksara jawa “Ha” menjadi Hamerika, ya!
Secara prinsip, kalau sudah memakai huruf vokal dan berdiri sendiri, maka harus menggunakan aksara suara. Sedangkan jika sudah memakai aksara suwara, maka kamu tidak memerlukan lagi yang namanya sandhangan suara.
2. Aksara swara tidak bisa dipakai sebagai pasangan
Berhubung aksara suara ini tidak bisa menjadi pasangan, dan juga berdiri sendiri sebagai huruf vokal, otomatis aksara yang ada di depan aksara suara harus dalam kondisi mati dengan di tambahkan sandhangan panyigeg pangkon. Seperti berikut ini contohnya:
1. Wulan April
2. Wulan Oktober
3. Gitar Arab
3. Aksara swara dikombinasikan dengan sandhangan seperti, layar, wignyan, suku, cecak dan wulu
Wajib kamu garis bawahi kalau contoh sandhangan panyigeg adalah seperti yang di sebutkan berikut di bawah ini, namun tidak berlaku untuk sandhangan panyigeg pangkon. Yuk, simak contohnya sebagai berikut:
1. Argentina
2. Armenia
3. Indonesia
4. Irlandia
5. Lainnya
Berikut di bawah ini adalah beberapa contoh penggunaan aksara suara yang bisa kamu jadikan bahan referensi:
Baca juga: Contoh Iklan Layanan Masyarakat
Cara Penulisan Aksara Swara
Baca juga: Contoh Iklan Pengumuman
Perbedaan Antara Aksara Swara Dengan Murda
Lantas, apakah ada perbedaan maupun persamaan antara aksara swara dan aksara murda? Kedua aksara pelengkap ini mempunyai beberapa perbedaan sekaligus persamaan satu sama lain.. Berikut beberapa persamaan dan perbedaan dari keduanya:
Persamaan
Aksara swara dan murda memiliki kesamaan, yaitu sama-sama sebagai pelengkap dalam penulisan aksara bahasa Jawa. Dalam konteks penulisannya, aksara swara dan murda untuk bagian depan kata maupun keseluruhan kata.
Perbedaan
Dari segi fungsi dan kegunaan, aksara suara ini berguna untuk menuliskan aksara atau huruf vokal yang menjadi suku kata, apalagi kata-kata tersebut berasal dari bahasa luar atau bahasa asing.
Sementara aksara murda memiliki fungsi dan kegunaan untuk menuliskan nama orang, gelar akademis, nama lembaga, nama tempat, dan sejenisnya, ya!
Aksara swara sendiri terdiri dari 5 (lima) huruf vokal yaitu, A, I, U, E, O. Sementara aksara murda terdiri dari 8 (delapan) suku kata yakni, Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Nya, Ga, Ba.
Baca juga: Contoh Iklan Pemberitahuan
Akhir Kata
Itulah pembahasan lengkap mengenai aksara swara, mulai dari definisi atau pengertian, jenis-jenisnya, aturan penggunaan, beserta contoh penerapan aksara suara yang benar sesuai kaidahnya. Semoga artikel ini bisa membantu menambah wawasan kamu tentang aksara Jawa.
Jika ada saran atau masukkan, silakan jangan sungkan untuk menuliskannya di kolom komentar. Yuk, kita sharing bareng-bareng!